MATERI TEORI 
SISTIM BILANGAN DAN KODE 
    
Tujuan : 
• Mahasiswa dapat mengetahui sistem bilangan dan kode.
• Mahasiswa dapat mengetahui konversi bilangan dan kode kedalam bilangan lainnya
• Mahasiswa dapat melakukan perhitungan arithmatik menggunakan sistem bilangan 
• Mahasiswa dapat mengaplikasikan sistem bilangan dalam rangkaian Digital 
Materi 
1. Pendahuluan          ( 1 - 1 )
2. Bilangan Decimal        ( 1 - 3 )
• Konversi bilangan Decimal ke Biner 
• Konversi bilangan Decimal ke Octal
• Konversi bilangan Decimal ke Hexadecimal 
3. Bilangan Biner        (  1 - 4 )
• Konversi Bilangan Biner ke Decimal 
• Konversi Bilangan Biner ke Octal  
• Konversi Bilangan Biner ke hexadecimal  
4. Bilangan Octal         (  1 - 5 )
• Konversi Bilangan Octal  ke Decimal 
• Konversi Bilangan Octal  ke Biner  
• Konversi Bilangan Octal  ke Hexadecimal    
5. Bilangan hexadecimal       ( 1 - 6 )
• Konversi Bilangan hexadecimal  ke Biner  
• Konversi Bilangan hexadecimal  ke Octal   
• Konversi Bilangan hexadecimal  ke Decimal 
6. Kode Bilangan        (  1 - 6 )
• Kode Exces-3
• Kode Gray
• Kode BCD  ( Binari Code Decimal )
• Kode ASCII
7. Operasi Arithmatik        ( 1 -  8 )
• Operasi Penjumlahan 
• Operasi Pengurangan 
  
1. Pendahuluan  
Dalam sistem-sistem digital informasi numeric dinyatakan dalam sistem bilangan dan pengkodean antara lain :
• Bilangan Biner ( bilangan dasar 2 )
• Bilangan Octal ( bilangan dasar 8 )
• Bilangan  hexadecimal ( bilangan dasar 16 )
• Kode Gray
• Kode BCD 
• Kode Excess-3
• ASCII Code 
Contoh bilangan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut
Decimal Biner Octal Hexa Decimal
0 0000 00 00
1 0001 01 1
2 0010 02 2
3 0011 03 3
4 0100 04 4
5 0101 05 5
6 0110 06 6
7 0111 07 7
8 1000 10 8
9 1001 11 9
10 1010 12 A
11 1011 13 B
12 1100 14 C
13 1101 15 D
14 1110 16 E
15 1111 17 F
Contoh bilangan lainnya 
25 (10)  = 11001 (2)  = 31  (8)  = 19  (16 ) 
75 (10)  = 1001011 (2)  = 113  (8)  = 4B  (16 ) 
325 (10)  = 101000101 (2) = 505  (8)  = 145  (16 ) 
494 (10)  = 111101110 (2)  =756  (8)  = 1EE  (16 )
487 (10)  = 111100111 (2)  = 747  (8)  = 1E7  (16 )
Dalam materi berikut akan dijelaskan pengetian bilangan, konversi bilangan menjadi bilangan lainnya, serta pemakaian dalamoperasi arithmatik.
2.  Bilangan Decimal 
 Bilangan decimal adalah bilangan dengan bilangan dasar 10.  Posisi dari bilangan decimal yang mengandung bit  dapat diberikan contoh pada bagian berikut . 
525 =  5 x 102 + 2 x 10 1 + 5 x 100
=  5 x 100  + 2 x 10    + 5 x 1
=   500       +   20        +  5
=   525
2.1 Konversi bilangan Decimal ke Biner 
25 / 2   =  12 + sisa 1
12/ 2    =   6  + sisa 0
6/2       =   3  + sisa 0
3/2       =   1  + sisa 1
½         =   0  + sisa 1
25  Decimal  =    1    1    0    0   1
2.2 Konversi bilangan Decimal ke Octal
46 / 8    =  5  +  sisa 6
5   / 8    =  0  +  sisa 5
        46 Decimal  =                         5    6
2.3 Konversi bilangan Decimal ke Hexadecimal 
172 / 16    =  10   +  sisa 12
10   / 16    =  0     +  sisa 10
   
      46 Decimal  =                          10   12   = AC
3.  Bilangan Biner 
3.1  Konversi Bilangan Biner ke Decimal 
 11011   = 1 x 24 + 1 x 23 + 0 x 22 +1 x 21 +1 x 20
        =  16        +      8      +     0       +    2       +   1
        =   27  bilangan decimal 
101.101 = 22 + 20 +2-1  + 2-3
         =    4  + 1     +  0.5  +  0.125
Soal latihan dan Jawaban 
Konversikan bilangan biner berikut menjadi bilangan decimal 
 100110   =  38 
 0.110001   =  0.765625
 11110011.0101  =  243.3125
3.2 Konversi Bilangan Biner ke Octal  
11011   =    11  011   = 33  (dikelompokaan tiga bit dari kanan ke kiri )
Soal latihan dan Jawaban 
100110   =  100   110     =   4 6 
110001   =  110   001     =   6 1
11110011  =    11   110  011 =   3 6 3 
3.3  Konversi Bilangan Biner ke hexadecimal  
     11011   =   1 1011  =     1 B  
      ( dikelompokaan empat bit dari kanan ke kiri )
4. Bilangan Octal  
4.1  Konversi Bilangan Octal  ke Decimal 
113  =   1x 8 2  +  1 x 8 1  + 3 x 8 0   
        =   64       + 8    + 3
        =   75
    
4.2  Konversi Bilangan Octal  ke Biner  
675      =  110  111   101 
4.3  Konversi Bilangan Octal  ke Hexadecimal 
675     =   1     1011   1101   = 1 B D
5. Bilangan hexadecimal
5.1  Konversi Bilangan hexadecimal  ke Biner  
23B =  0010   0011   1011
5.2   Konversi Bilangan hexadecimal  ke Octal   
23B =  001  000  111    011
5.3 Konversi Bilangan hexadecimal  ke Decimal 
23B   =  2 x 16 2  +  3 x 16 1  + 11  x 16 0
          =  512   +  48  + 16 
          =  576
6.  Kode Bilangan 
6.1   Tabel Code Bilangan 
Desimal Digit Biner  BCD Excess-3 Code 
Gray 
0 0000 0000 0011 0000
1 0001 0001 0100 0001
2 0010 0010 0101 0011
3 0011 0011 0110 0010
4 0100 0100 0111 0110
5 0101 0101 1000 0111
6 0110 0110 1001 0101
7 0111 0111 1010 0100
8 1000 1000 1011 1100
9 1001 1001 1100 1101
   
6.2 Konversi Bilangan  Decimal  ke Excess-3
Kode Excess-3 ada hubungannnya dengan kode BCD dan kadang-kadang digunakan menggantikan BCD karena mempunyai keuntungan dalam operasi –operasi aritmatik tertentu. Pengkodean Excess 3 untuk bilangan desimal dilaksanakan dengan cara yang sama seperti BCD kecuali bahwa angka 3 ditambahkan pada setiap digit decimal sebelum mengkodekan dalam biner.
Contoh  
Bilangan   46
46 masing-masing bit  ditambah 3 sehingga menjadi 79
maka kode excess-3 adalah  =   0111  1001
6.3 Konversi dari biner ke Gray 
Setiap bilangan biner dapat diubah menjadi representasi kode Gray dengan cara seperti berikut :
• Bit pertama dari code gray sama dengan bit pertama dari bilangan biner
• Bit kedua dari kode gray sama dengan exclusive OR  dari bit pertama dan kedua dari bilangan biner ( akan sama dengan satu apabila kode biner tersebut berbeda, akan sama dengan 0 jika bit tersebut sama ).
• Bit kode gray ketiga sama dengan exclusive OR dari bit kedua dan ketiga dari bilangan biner, dan seterusnya.
1 0 1 1 0
 1  1  1  0  1
6.4  Konversi dari Grey ke Biner 
Untuk mengubah dari gray ke biner diperlukan prosedure yang berlawanan dengan prosedure konversi dari biner ke gray 
• Bit biner pertama adalah sama dengan bit kode gray pertama
• Apabila bit gray yang kedua 0, bit biner kedua sama dengan yang bertama, apabila bit gray kedua 1, bit biner kedua adalah kebalikan dari bit biner pertama
1 1 0 1 1 
 1  0  0  1  0
   
6.5 Kode ASCII
 000 001 010 011 100 101 110 111
0000 NUL DEL Space 0 @ P  p
0001 SOH DC1 ! 1 A Q a q
0010 STX DC2 „ 2 B R b r
0011 ETX DC3 # 3 C S c s
0100 EOT DC4 $ 4 D T d t
0101 END NAK % 5 E U e u
0110 ACK SYN & 6 F V f v
0111 BEL ETB , 7 G W g w
1000 BS CAN ( 8 H X .h x
1001 VT ESC ) 9 I Y i y
1010 LF SUB * : J Z j z
1011 VT ESC + ; K  k 
1100 FF FS , < L  l 
1101 CR GS - = M  m 
1110 SO RS . > N  n 
1111 SI US / ? O  o DLE
7. Operasi Arithmatik 
7.1  Operasi Penjumlahan 
11001  25
10010              18
           1 01011              43
7.2 Operasi Pengurangan
9   1001
   6   0110
   3   0011
 Tahapan 
o Ubah bilangan pengurang menjadi komplemen ke –2
o Jumlahkan dengan data 9
o Komplemen pertama dari bilangan   6    =   1001
o Komplemen ke dua dari bilangan     6   = 1010
o Penjumlahan  1001 dengan 1010   =     0  0 1 1
o Dengan demikian hasil nya adalah  0011  =  03
7.3   Perkalian bilangan biner 
Perkalian bilangan biner dilakukan dengan cara yang sama dengan cara perkalian bilangan desimal 
 
   1 0 0 1
1 0 1 1
1 0 0 1
           1 0 0 1
                              0 0 0 0
                           1 0 0 1
                        1 1 0 0 0  1  1
7.4 Pembagian Biner 
  0011
 11 1001   9 : 3  =  3
       
 
   011
  0011
7.5 Pemakaian sistem bilangan dalam pemograman
Address Mechine Code Menemonic Code Action
7000 06    30 MVI B, 30 B : 30
7002 0E    20 MVI C, 20 C : 20
7004 16    40 MVI D, 40 D : 40
7006 78 MOV A, B A : B : 30
7007 81 ADD C A : A + C : 50
7008 82 ADD D A : A + D : 90
7009 CF RST 1 
7.6 Penjelasan Program 
7.6.1   Register B diisi data 30.
7.6.2   Register C diisi data 20.
7.6.3   Register D diisi data 40.
7.6.4   Data yang ada pada register B dipindah ke register A, yang sekarang 
           register A  berisi data 30.
7.6.5   Data pada register A dijumlahkan dengan data pada register C.
A = 30 + 20 = 50
7.6.6 Data pada register A dijumlahkan dengan data pada register D.
A = 50 + 40 = 90.
Pada program ditunjukan bahwa sejumlah instruksi mesin dalam kode hexa desimal, kemudian untuk melakukan penjumlah dilakukan dengan menggunakan kode ADD dalam hexa 82. Dengan demikian maka diperlukan pemahaman sistem bilangan untuk melakukan pemograman.
8. Soal latihan 
8.1 Ubahlah bilangan-bilangan biner berikut menjadi bilangan decimal ekivalenya
8.1.1 10001101
8.1.2 10111.1011
8.1.3 0.011011
8.1.4 110111.101
8.1.5 10010001001
8.2 Ubahlah bilangan desimal berikut menjadi ekivalen binernya
8.2.1 37
8.2.2 189
8.2.3 72.45
8.2.4 0.4475
8.2.5 4097.188
8.2.6 52
8.2.7 205
8.3 Tambahkanlah  grup bilangan biner berikut ini dengan menggunakan 
       penjumlahan biner
8.3.1 1010    + 1011
8.3.2 1111    + 0011
8.3.3 1011.1101 +       11.1
8.3.4  0.1011  +  01111
Tidak ada komentar:
Posting Komentar